Sudut pandang lain kisah memilukan itu
Kali ini gue mao ikutan komentar tentang kasus bocah TK internasional yang disodomi itu. Uda pada tau lah ya? Secara banyak blogger yang uda pada ngangkat cerita ini. Waktu gue denger cerita (belom baca sendiri secara detil) dari sana sini, asli gue shock banget dan merinding ( belum sampai nangis). Sampai akhirnya gue penasaran dan akhirnya gue baca sendiri kisahnya secara detil lewat detik. OMG, gue ampe nangis berlinangan air mata saat baca kisahnya. Apalagi pas ngebaca kalimat2 korban anak TK itu. Duh, gue ga kebayang kalo jadi mamanya itu gimana rasanya. Kita aja yang bukan mamanya rasanya pengen hajar - hajarin si pelaku kalo bisa.
Sumpah serapah dan kutukan - kutukan kepada si pelakupun gue baca dimana2. Jujur aja, gue sendiri pun mulai memikirkan hukuman apa yang paling sadis buat membayar dosa si pelaku. Tapi tiba - tiba gue penasaran dan terlintas sebuah pikiran "jangan - jangan para pelaku ini juga adalah korban seperti anak TK itu waktu kecilnya".
Gue pernah baca kebanyakan (ga semua), pelaku kekerasan seksual pada anak kecil atau sesama jenis adalah korban pelecehan juga semasa kecilnya. Jadi ibaratnya si anak TK korban itu karena sakit hati, pas besarnya juga melakukan hal yang sama terhadap anak kecil lain. Amit2... toktoktok.. Jangan sampe ya. Tapi maksudnya gue, jangan2 para pelaku itu adalah korban juga. Ngerti kan maksdnya?
Kenapa gue bisa bilang gini? Ada banyak kasus yang pernah gue denger yang korban or pelakunya adalah orang yang gue kenal. Jadi gue punya seorang kenalan yang sudah berumur 60 atau 70 tahun kali ya. Sebut saja bapak Burita (bukan nama sebenarnya). Jadi bapak ini punya seorang istri dan juga punya beberapa anak. Tapi suatu hari sang istri menemukan kalau suaminya itu berhubungan dengan sesama jenis.
Sejak saat itu, suami istri ini pisah ranjang. Walaupun ga cerai dan tetap tinggal dalam 1 rumah selama berpuluh - puluh tahun. Bapak Burita ini asli uda bikin keki sekeki kekinya terhadap sang istri. Soalnya Bapak Burita sering kepergok maen gila sama tetangga (sesama pria). Incerannya adalah abang2 muda yang umurnya mungkin baru belasan or 20an tahun. Mereka dikasih duit dan disuruh untuk melayani si bapak Burita ini. Pokoknya uda sangat terkenal lah.
Selidik demi selidik ternyata waktu kecilnya dia pernah dibawa pergi tinggal di sebuah pedalaman. Sendirian. Tanpa orang tua. Nah, saat itulah kita ga tau apa yang terjadi disana. Desas desus mengatakan, bapak Burita ini pernah mendapat perlakuan tidak senonoh disana. Waktu itu umurnya masih sangat muda dan cukup lama tinggal disitu.
Begitu gue baca dan telusuri berita tentang ke2 pelaku yang sudah tertangkap. Salah 1 pelaku ternyata juga pernah tinggal terpisah dari orang tua. Dia tinggal sama neneknya dan disitu katanya masa kecilnya biasa aja. Tapi siapa yang tahu? Namanya jauh sama orang tua dan kita gak tahu disitu dia tinggal sama siapa aja, seberapa care neneknya sama dia. Who knows?
Yang pasti gue ga mau ikutan mengutuk para pelaku, karena gue ga tau apa masa lalu dari para pelaku. Jangan - jangan mereka juga pernah mendapat perlakuan yang jauh lebih keji tanpa ada pembelaan bertahun - tahun.
Kalo korban anak TK ini punya mama yang begitu baik dan begitu perduli sama anaknya. Berita ini terekspos dan banyak dari lembaga sana sini yang mau perduli sama mental si korban. Kalo mamanya punya duit banyak dan bisa mengantarkan anak ini berobat dan ke psikolog sehingga korban masih bisa di therapy. Mungkin keadaan jauh lebih parah dialami sama para pelaku. Kita gak ada yang tahu. Maka jadilah mereka pribadi yang sakit hati dan sakit jiwa. Akhirnya mereka melampiaskan kepada anak kecil lainnya.
Tapi ada kemungkinan juga seseorang yang punya nafsu berlebih tapi tidak bisa menyalurkannya kepada wanita karena minder atau tidak punya uang. Kalo kisahnya kayak begini, asli gue ga bisa kasian sama pelaku. Ini sih jahat sekali. Tapi tetep gue ga mau menghakimi para pelaku, karena gue percaya itu bukan tugas kita.
Nah, menurut gue apa solusinya? Solusi mengenai private parts, gue setuju banget. Kita harus memperkenalkan itu sama anak2 kita sedini mungkin. Tapi menurut gue, peran pemerintah juga cukup penting. Kayaknya kita uda kudu sangat wajib ketat sama yang namanya KB. Jangan sampai orang uda ga mampu, punya banyak anak, dan anak - anak mereka ga dididik dengan benar, ga dirawat dengan benar, di biar - biarin hidup di jalan. Tau sendiri lah ya di jalanan itu pasti banyak para manusia - manusia jahat yang suka memerkosa anak kecil. Akhirnya mereka jadi korban dan mereka jadi pelaku. Rantai ini terus berputar dan semakin lama semakin besar.
Selain itu, kita juga harus gencar sama yang namanya pendidikan. Kemaren waktu pemilihan caleg, gue sejujurnya sangat concern sama orang2 expert di bidang pendidikan. Makanya gue sangat berharap, presiden yang terpilih nanti, mau memilih bapak Anies Baswedan sebagai menteri pendidikan. Tentunya presiden yang kita pilih, harus yang anti korupsi, yang mau pake orang - orang profesional dan expert di bidangnya buat mengisi kursi2 kementrian. Jadi negara kita bener - bener dikelola. Bukan bagi kursi dan kekuasaan hanya berdasarkan partai. Duh, gue jadi kampanye lagi kan? heuheue...
Terakhir, jangan lupa buat kita nanti nyoblos presiden yang bener - bener mao mimpin negara ini pake hati, jujur ya. Jangan sampe salah milih. Uda cukup deh negara kita dipimpin secara autopilot selama ini. Makin lama moral masyarakat makin hancur karena tidak didukung pendidikan yang bermutu dan permasalahan - permasalahan lainnya.
Jangan golput please. Karena dengan golput, mungkin malah membantu capres2 tidak bermutu itu semakin besar kemungkinan menangnya dan akhirnya tujuan mereka buat jadi presiden untuk membayar hutang2 usahanya berhasil.. *sigh
Sumpah serapah dan kutukan - kutukan kepada si pelakupun gue baca dimana2. Jujur aja, gue sendiri pun mulai memikirkan hukuman apa yang paling sadis buat membayar dosa si pelaku. Tapi tiba - tiba gue penasaran dan terlintas sebuah pikiran "jangan - jangan para pelaku ini juga adalah korban seperti anak TK itu waktu kecilnya".
Gue pernah baca kebanyakan (ga semua), pelaku kekerasan seksual pada anak kecil atau sesama jenis adalah korban pelecehan juga semasa kecilnya. Jadi ibaratnya si anak TK korban itu karena sakit hati, pas besarnya juga melakukan hal yang sama terhadap anak kecil lain. Amit2... toktoktok.. Jangan sampe ya. Tapi maksudnya gue, jangan2 para pelaku itu adalah korban juga. Ngerti kan maksdnya?
Kenapa gue bisa bilang gini? Ada banyak kasus yang pernah gue denger yang korban or pelakunya adalah orang yang gue kenal. Jadi gue punya seorang kenalan yang sudah berumur 60 atau 70 tahun kali ya. Sebut saja bapak Burita (bukan nama sebenarnya). Jadi bapak ini punya seorang istri dan juga punya beberapa anak. Tapi suatu hari sang istri menemukan kalau suaminya itu berhubungan dengan sesama jenis.
Sejak saat itu, suami istri ini pisah ranjang. Walaupun ga cerai dan tetap tinggal dalam 1 rumah selama berpuluh - puluh tahun. Bapak Burita ini asli uda bikin keki sekeki kekinya terhadap sang istri. Soalnya Bapak Burita sering kepergok maen gila sama tetangga (sesama pria). Incerannya adalah abang2 muda yang umurnya mungkin baru belasan or 20an tahun. Mereka dikasih duit dan disuruh untuk melayani si bapak Burita ini. Pokoknya uda sangat terkenal lah.
Selidik demi selidik ternyata waktu kecilnya dia pernah dibawa pergi tinggal di sebuah pedalaman. Sendirian. Tanpa orang tua. Nah, saat itulah kita ga tau apa yang terjadi disana. Desas desus mengatakan, bapak Burita ini pernah mendapat perlakuan tidak senonoh disana. Waktu itu umurnya masih sangat muda dan cukup lama tinggal disitu.
Begitu gue baca dan telusuri berita tentang ke2 pelaku yang sudah tertangkap. Salah 1 pelaku ternyata juga pernah tinggal terpisah dari orang tua. Dia tinggal sama neneknya dan disitu katanya masa kecilnya biasa aja. Tapi siapa yang tahu? Namanya jauh sama orang tua dan kita gak tahu disitu dia tinggal sama siapa aja, seberapa care neneknya sama dia. Who knows?
Yang pasti gue ga mau ikutan mengutuk para pelaku, karena gue ga tau apa masa lalu dari para pelaku. Jangan - jangan mereka juga pernah mendapat perlakuan yang jauh lebih keji tanpa ada pembelaan bertahun - tahun.
Kalo korban anak TK ini punya mama yang begitu baik dan begitu perduli sama anaknya. Berita ini terekspos dan banyak dari lembaga sana sini yang mau perduli sama mental si korban. Kalo mamanya punya duit banyak dan bisa mengantarkan anak ini berobat dan ke psikolog sehingga korban masih bisa di therapy. Mungkin keadaan jauh lebih parah dialami sama para pelaku. Kita gak ada yang tahu. Maka jadilah mereka pribadi yang sakit hati dan sakit jiwa. Akhirnya mereka melampiaskan kepada anak kecil lainnya.
Tapi ada kemungkinan juga seseorang yang punya nafsu berlebih tapi tidak bisa menyalurkannya kepada wanita karena minder atau tidak punya uang. Kalo kisahnya kayak begini, asli gue ga bisa kasian sama pelaku. Ini sih jahat sekali. Tapi tetep gue ga mau menghakimi para pelaku, karena gue percaya itu bukan tugas kita.
Nah, menurut gue apa solusinya? Solusi mengenai private parts, gue setuju banget. Kita harus memperkenalkan itu sama anak2 kita sedini mungkin. Tapi menurut gue, peran pemerintah juga cukup penting. Kayaknya kita uda kudu sangat wajib ketat sama yang namanya KB. Jangan sampai orang uda ga mampu, punya banyak anak, dan anak - anak mereka ga dididik dengan benar, ga dirawat dengan benar, di biar - biarin hidup di jalan. Tau sendiri lah ya di jalanan itu pasti banyak para manusia - manusia jahat yang suka memerkosa anak kecil. Akhirnya mereka jadi korban dan mereka jadi pelaku. Rantai ini terus berputar dan semakin lama semakin besar.
Selain itu, kita juga harus gencar sama yang namanya pendidikan. Kemaren waktu pemilihan caleg, gue sejujurnya sangat concern sama orang2 expert di bidang pendidikan. Makanya gue sangat berharap, presiden yang terpilih nanti, mau memilih bapak Anies Baswedan sebagai menteri pendidikan. Tentunya presiden yang kita pilih, harus yang anti korupsi, yang mau pake orang - orang profesional dan expert di bidangnya buat mengisi kursi2 kementrian. Jadi negara kita bener - bener dikelola. Bukan bagi kursi dan kekuasaan hanya berdasarkan partai. Duh, gue jadi kampanye lagi kan? heuheue...
Terakhir, jangan lupa buat kita nanti nyoblos presiden yang bener - bener mao mimpin negara ini pake hati, jujur ya. Jangan sampe salah milih. Uda cukup deh negara kita dipimpin secara autopilot selama ini. Makin lama moral masyarakat makin hancur karena tidak didukung pendidikan yang bermutu dan permasalahan - permasalahan lainnya.
Jangan golput please. Karena dengan golput, mungkin malah membantu capres2 tidak bermutu itu semakin besar kemungkinan menangnya dan akhirnya tujuan mereka buat jadi presiden untuk membayar hutang2 usahanya berhasil.. *sigh
Iya sin.. harusnya kita sebagai orang tua, harus udah bisa mengenalkan "barang milik" pribadi. sehingga anak2 juga bisa tau dan bisa melindungi diri ketika ada orang2 yang sembarangan kaya model kasus jis itu. gua walau belum punya anak.. tapi merasa sakit ati juga kalo ada anak yang digituin...
ReplyDeleteBener..cuma susahnya kita orang timur suka masih tabu sih ya ngasih pendidikan sex ke usia dini..
Deletekunjungan perdana, salam perkenalan, silahkan berkunjung balik ketempat saya, saya punya banyak vcd pembelajar untuk anak2, barangkali mempunyai adik,keponakan atau mungkin anak yang masih kecil, vcd ini sangat membantu sekali dalam mengasah kecerdasan dan kemampuan otak anak, serta bagus untuk membangun karakter dan moral anak sejak usia dini, semoga bermanfaat dan mohon maaf bila tdk berkenan, trm kasih ^_^
ReplyDeleteGue juga beberapa kali baca sih orang dewasa yang punya kelainan seksual seperti pedophilia itu karena waktu kecilnya juga mengalami kejahatan seksual. Mudah-mudahan anak JIS itu nggak kayak gitu nantinya.
ReplyDeleteYang penting sekarang adalah PR para orangtua untuk ngajari sex education ke anak-anaknya.
halo^^ kunjungan perdana. tadi gak sengaja nemu blog ini pas lagi cek statistik blog aku, trus di traffic sources ada nama blog ini. salam kenal ci shinta^^
ReplyDeletemengenai JIS, duh emang udah speechless banget. pas kemaren baca2 beritanya tuh ikutan nyesek, sedih, miris. bener2 kudu dipulihkan mental para korban. dan setuju sm cc, kebanyakan pelaku emang dulunya juga korban. jadi semacem kayak lingkaran setan ya, gak ada putusnya :(
izin nyimak aja, salam
ReplyDeleteAda video di youtube judulnya My Body belongs to me ci, coba liat dhe, jadi ajarin anak" tentang badan mereka, dan juga gak boleh dipegang" sama orang lain, bahkan orang terdekat sekalipun, sama diajarin klo diapa"in harus ngadu ke ornag tua, jangan di pendem sama di diemin aja..
ReplyDeletePaling serem yang emon ci... =.= sama ada kasus baru yang di pluit itu.. duh malah pada ikut"an yah...